Korban Sambaran Petir Langsung

 

KORBAN SAMBARAN PETIR LANGSUNG

Berikut ini merupakan kumpulan dari beberapa peristiwa atau kejadian yang menunjukan begitu banyak korban sambaran petir di dunia. Kami akan selalu berusaha untuk mempostingkan peristiwa alam tersebut yang menjadi bukti bahwa korban sambaran petir di dunia begitu banyak, semoga kita akan tetap selalu waspada terhadap ancaman bahaya sambaran petir.


 

Asik Piknik di Kebun Teh Singosari Malang, Ending Kisah Tragis Setelah Ada Sambaran Petir

 

SURYAMALANG.COM, SINGOSARI – Nasib apes dialami Suliyono (35) warga Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Ini setelah Suliyono tewas tersambar petir saat piknik di sekitar Kebun Teh blok II/T nomor 57 Wonosari Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Selasa (17/4/2018) sore.

Kapolsek Singosari, Kompol Untung Bagyo Riyanto melalui Kasubag Humas Polres Malang, AKP Farid Fathoni menjelaskan, kejadian tersebut berawal dari korban bersama teman kencannya, wanita, sedang berwisata di kawasan kebun teh.

Mereka berdua duduk santai sambil ngobrol di pinggiran bangunan bak penampungan air. Sedang asyik bersantai, hujan deras tiba-tiba turun disertai petir menyambar di kawasan perkebunan teh tersebut. “Keduanya pun berteduh di bawah pohon mahoni yang ada di dekat tempat bersantainya,” kata Farid Fathoni, Selasa (17/5/2018) malam. Saat berteduh tersebut, menurut Farid Fathoni, tiba-tiba petir menyambar pohon mahoni.

Petir itu pun merambat ke batang pohon dan menyambar tubuh korban yang ada di bawahnya untuk berteduh. Seketika itu juga korban terjatuh dan meninggal dunia. Sedangkan teman wanita korban meski tidak ikut tersambar petir langsung pingsan. Setelah sadar teman wanita korban menangis dan meminta pertolongan.

Teriakan permintaan tolong itu pun didengar sejumlah petugas keamanan kebun teh yang langsung datang ke lokasi. Kejadian itu pun dilaporkan ke kantor perkebunan teh yang meneruskan laporan ke Polsek Singosari. “Menerima laporan kejadian, jajaran Polsek Singosari langsung datang ke lokasi,” ucap Farid Fathoni.

Jajaran Polsek, ungkap Farid Fathoni, melakukan pemeriksaan terhadap tubuh korban yang meninggal dunia tersambar petir dan melakukan olah TKP. Tubuh korban pun selanjutnya di evakuasi ke RSUD Lawang untuk dilakukan visum. “Setelah itu jenazah diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan,” tutur Farid Fathoni. Maka dari itu sangat disarankan warga sekitar untuk memasang instalasi penangkal petir atau anti petir agar warga lebih merasa aman dari ancaman bahaya sambaran petir yang mematikan tersebut.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  suryamalang.tribunnews.co


Satu Korban Tersambar Petir di Bemban Belum Juga Diketemukan

 

BANGKAPOS.COM, BANGKA -Tim gabungan dari Polres Bangka Tengah dan pihak dinas BPMPD Kesbangpol Bangka Tengah, Basarnas Pangkalpinang sejak pagi hingga siang, Jumat (2/3/2018), terus mencari keberadaan satu korban tersambar petir yang hilang jatuh ke dalam kolong Bemban Kecamatan Koba.

Kepala BPMPD Kesbangpol Pemkab Bateng Amran mengatakan bahwa tim pencari RSC telah mencari dilokasi tambang TI keberadaan satu korban yang hilang tersambar petir, di areal Bemban eks KK PT Kobatin, Desa Nibung, Kecamatan Koba.

Menurut Amran hingga siang hari ini, belum didapatkan satu, korban Maskun (40) pekerjaan tambang warga Kecamatan Lubuk Besar Bangka Tangah yang tenggelam di kolong dan masih dalam peroses pencarian pihak tim gabungan.

“Usaha pencarian korban masih terus dilakukan, dengan dukungan Basarnas dan masyarakat. Belum ditemukan kita masih operasional dengan tim basarnas mencarinya,”jelas Amran kepada wartawan, Jumat (2/3/2018).

Diberitakan sebelumnya, Sebanyak empat pekerja TI rajuk di areal Bemban eks KK PT Kobati, Desa Nibung, Kecamatan Koba, Bangka Tengah mengalami laka kerja, para penambang ini tersambar petir, pada Rabu (1/3/2018) siang.

Yang menjadi korban dalam kejadian itu Jono (46) pekerja Tambang, warga Desa Serdang, Kecamatan Simpang Rimba, yang merupakan pemilik tambang, Suryanto (38) pekerjaan warga tambang warga Desa Perlang Kecamatan Lubuk Besar, keduanya meninggal dunia. Satu korban yang berhasil selamat dari sambaran petir bernama Agung (17) warga desa Serdang Kecamatan Simpang Rimba Kabupaten Basel. Maka dari itu sangat di sarankan untuk memasang instalasi penangkal petir atau anti petir di sekitar wilayah tersebut.

Sementara satu korban yang masih hilang yakni Maskun (40) pekerjaan tambang warga Kecamatan Lubuk Besar Bangka Tangah yang tenggelam di kolong dan masih dalam peroses pencarian pihak tim gabungan.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  bangka.tribunnews.com



Sambaran Petir Hapus Keceriaan Panen Petani Konawe Selatan

Liputan6.com, Konawe Selatan – Jangan main-main dengan hujan di musim yang tidak menentu ini. Bukan saja flu yang mengintai, sambaran petir pun dapat menjadi ancaman yang tak terduga.

Sembilan petani di Desa Tolutu Jaya, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara, menjadi korban sambaran petir, Sabtu, 17 Maret 2018) sekira pukul 15.30 Wita. Empat petani tewas mengenaskan, sedangkan enam orang terluka bakar.

Kesembilan orang ini, merupakan petani yang sedang memanen padi di areal persawahan di Desa Langkadue, Kecamatan Rarowatu Kabupaten Bombana. Keenamnya tak menduga, hujan rintik-rintik disertai mendung tiba-tiba berubah menjadi bencana.

Tiga orang yang tewas, yakni Askap (48), Tare (42), dan Hasni (40. Ketiganya tewas dengan luka bakar di sekujur tubuh. Tare, mengalami luka bakar pada dada sebelah kiri. Luka yang diduga percikan kilatan petir itu melubangi dada kirinya. Sementara, Hasni mengalami luka bakar hingga sekujur tubuhnya menghitam. Luka yang sama dialami Askap, pria yang berada di dekat Hasni pada saat kejadian.

Kapolsek Tinanggea, AKP Gusti K. Sulastra, mengatakan pihaknya langsung mengevakuasi kesembilan korban. Dengan dibantu warga, kesembilan warga korban itu sempat dibawa ke klinik pengobatan terdekat. Namun, beberapa korban tak tertolong. “Kita sudah bantu evakuasi tetapi beberapa tak tertolong,” ujar Sulastra, Sabtu, 17 Maret 2018. Keenam orang selamat yang ikut tersambar petir, ternyata masih memiliki hubungan keluarga dengan sejumlah korban tewas. Keenamnya adalah Leman (18), Ali Aedin (43), Muryati (41), Pui (39), Mira, dan Martina.

Mira dan Martina merupakan istri dari Tare dan Askap. Kedua wanita ini hanya mengalami kram dan trauma akibat tersengat petir. Sementara, kedua suaminya tewas pada saat kejadian. Keempat korban lainnya, Leman dan Ali Aedin mengalami luka bakar pada betis dan kram seluruh badan. Sebab, pada saat kejadian, keduanya sementara berada di tengah sawah yang tergenang air tanpa alas kaki.

“Muryati dan Pui mengalami luka bakar pada betis kanan dan kram seluruh badan,” terang Kapolsek Tinanggea, AKP Gusti K. Sulastra. Sulastra mengatakan pula, keempat korban sementara dirawat dengan serius di klinik salah satu dokter umum di wilayahnya. Keempatnya, yakni Leman, Ali Aedin, Muryati, dan Pui.

“Mira dan Martina sudah dibolehkan pulang,” ujarnya. Adapun sembilan petani itu memanen padi sejak pukul 12.00 Wita. Mereka ternyata bukan pemilik, hanya dimintai tolong oleh salah seorang warga yang berdomisili di Desa Langkadue. Kesembilannya menerima tawaran pemilik sawah karena dijanjikan upah. Tidak menduga akan terjadi petir, para korban tetap memanen meskipun hujan deras mengguyur lokasi persawahan.

“Mereka lalu masuk ke dalam pondok di tengah kebun untuk berteduh,” ujar salah satu keluarga korban yang enggan disebut namanya. Tidak berapa lama berteduh di dalam pondok, tiba-tiba sebuah kilatan petir disertai dentumanan menggelegar langsung menyambar pondok tempat mereka berteduh. “Tidak sempat menghindar mereka, kami tak mengira akan begini padahal korban sudah berteduh,” ujarnya. Sangat di sarankan agar warga memasang instalasi penangkal petir atau anti petir di sekitar wilayah tersebut sehingga masyarakat akan lebih merasa aman.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  liputan6.com


Dua Warga Subulussalam Terkapar Disambar Petir

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM – Dua warga Kota Subulussalam dilaporkan terkapar akibat disambar petir pada, Minggu (22/4/2018) jelang malam tadi. Akibatnya, kedua warga yang berdomisili di Desa Cepu Kecamatan Penanggalan itu terpaksa ditanam dalam lumpur, dan kemudian dirawat di rumah sakit setempat.

Kapolres Aceh Singkil, AKBP Andrianto Argamuda yang dikonfirmasi melalui Kapolsek Penanggalan Iptu Arifin Ahmad, membenarkan peristiwa tersebut. Kapolsek Iptu Arifin mengatakan kejadian pada sore jelang malam tadi ketika hujan diwarnai sambaran petir melanda daerah ini.

Dikatakan, korban yang tersambar petir ada dua orang yakni  Ramiah Cibro (45) dan Sabarita Cibro (38). Keduanya warga Desa Cepu, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam. “Benar ada dua warga yang terkena petir,” kata Iptu Arifin. Maka dari sangat di sarankan agar masyarakat sekitar untuk memasang instalasi penangkal petir atau anti petir agar lebih aman.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  aceh.tribunnews.com



Polisi: Lima Warga Lebak Tersambar Petir

REPUBLIKA.CO.ID,  LEBAK — Lima warga Kabupaten Lebak, Banten, dilaporkan tersambar petir, Kamis (1/3).  Satu di antaranya disebut meninggal dunia akibat luka bakar seukujur tubuh. “Peristiwa sambaran petir itu, Kamis (1/3) pukul 14.00 WIB,” kata Kepala Bagian Ops Polres Lebak Kompol Andi Suwandi di Lebak, Kamis.

Kelima warga Kecamatan Sobang Kabupaten Lebak yang tersambar petir bernama Aikin (32), Tata (30), Julaeni (35) ,Adut (40) dan Marsid (45). Namun, sambaran petir itu mengakibatkan Aikin meninggal dunia dan empat rekan lainya mengalami luka berat. Sebagian besar kondisi para korban sambaran petir tersebut luka bakar serius sehingga dilarikan ke Puskesmas setempat.

Kejadian korban sambaran petir menimpa lima warga yang sedang berteduh di Saung Leuweung Pasir Lame, Desa Sobang, Kecamatan Sobang. Saat itu, kata dia, curah hujan intensitas ringan dan sedang disertai sambaran petir.

Namun, cuaca buruk tersebut secara tiba-tiba sambaran petir menimpa lima orang dan seorang diantaranya meninggal dunia. “Semua para korban sambaran petir dilarikan ke Puskesmas setempat,” katanya.

Menurut dia, kelima korban sambaran petir merupakan pekerja buruh panggul balok kayu. Mereka para buruh panggul menghentikan pekerjaan saat curah hujan berlangsung dan berteduh di Saung yang lokasinya berdekatan dengan lokasi balok kayu.

Sebetulnya, warga yang berteduh itu sebanyak tujuh orang,namun dua diantaranya bernama Burhan dan Buyan selamat. Sedangkan, lima orang terkena petir dan satu meninggal dunia. “Kami minta warga meningkatkan waspada sambaran petir akibat cuaca buruk itu,” ujarnya.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi mengatakan warga diminta mewaspadai sambaran petir sehubungan memasuki masa transisi dari musim hujan ke kemarau.

Biasanya pada peralihan musim transisi itu perlu mewaspadai sambaran petir dan angin puting beliung, terutama daerah dataran tinggi maupun rendah. Cuaca buruk tersebut tentu sangat membahayakan bagi keselamatan warga. Sangat di sarankan masyarakat agar memasang instalasi penangkal petir atau anti petir di rumah masing-masing agar lebih aman dari ancaman bahaya sambaran petir tersebut.

Masyarakat diminta tidak berada di tanah lapang, di bawah pohon dan di atas atap genteng. Sebab sambaran petir sangat berbahaya ketika orang berada di tanah lapang seperti sawah maupun di atas genteng rumah. “Kami mengimbau warga tetap mewaspadai cuaca buruk itu,” katanya.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  republika.co.id



Cuaca Ekstrem, Tiga Orang Tersambar Petir di Banyumas dan Kebumen

 

BANYUMAS, KOMPAS.com – Sedikitnya tiga orang menjadi korban sambaran petir akibat cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah eks Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, Senin (6/11/2017). Seorang petani di Kebumen bernama Saryono (42), nyaris meregang nyawa pasca tersambar petir saat membajak sawah sekitar pukul 14.30 WIB. Menurut saksi mata, Supri (30), warga Dukuh Kalisawah, Desa Adimulyo, korban nekat tetap membajak sawah menggunakan traktor saat hujan deras. Tiba-tiba, kilat petir menyambar korban yang langsung terkapar di tempat.

Kasubbag Humas Polres Kebumen, Ajun Komisaris Willy Budiyanto mengatakan, beruntung nyawa Saryono masih tertolong, meski menderita luka bakar pada pundak kiri. Saat ini korban masih mendapatkan perawatan intensif di Poliklinik Umum (PKU) Muhammadiyah Sruweng. Sementara di hari yang sama, petir juga menyambar sebuah rumah di Desa Krajan RT 3 RW 1 Kecamatan Pekuncen, Banyumas.

Akibatnya, dua orang penghuni rumah yakni Kidam (58) dan putranya, Anto (30) menderita luka bakar pada kaki dan gangguan pendengaran. “Kejadian sekitar pukul 16.00 WIB, diduga petir menyambar lewat antena televisi di rumah. Saat ini kedua korban sudah dilarikan ke RSUD Ajibarang,” kata anggota Komando Resor Militer 071 Wijaya Kusuma, Kusnawan. 

Selain itu, sejumlah peralatan elektronik milik korban mengalami kerusakan dan instalasi listrik di rumah tersebut juga ikut terbakar. Berdasarkan peringatan dini cuaca Provinsi Jawa Tengah yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, sebagian besar wilayah di Jawa Tengah berpotensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang. “Kondisi tersebut berlangsung sampai pukul 18.00 WIB.

Potensi hujan disertai petir dan angin terjadi di wilayah selatan Jawa Tengah dan meluas ke bagian utara,” ujar Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo. Maka dari itu sangat di anjurkan kepada masyarakat untuk memasang instalasi penangkal petir atau anti petir di rumah masing-masing agar aman dari bahaya sambaran petir tersebut.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  regional.kompas.com



Cuaca Ekstrem, Tiga Orang Tersambar Petir di Banyumas dan Kebumen

 

BANYUMAS, KOMPAS.com – Sedikitnya tiga orang menjadi korban sambaran petir akibat cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah eks Karesidenan Banyumas, Jawa Tengah, Senin (6/11/2017). Seorang petani di Kebumen bernama Saryono (42), nyaris meregang nyawa pasca tersambar petir saat membajak sawah sekitar pukul 14.30 WIB. Menurut saksi mata, Supri (30), warga Dukuh Kalisawah, Desa Adimulyo, korban nekat tetap membajak sawah menggunakan traktor saat hujan deras. Tiba-tiba, kilat petir menyambar korban yang langsung terkapar di tempat.

Kasubbag Humas Polres Kebumen, Ajun Komisaris Willy Budiyanto mengatakan, beruntung nyawa Saryono masih tertolong, meski menderita luka bakar pada pundak kiri. Saat ini korban masih mendapatkan perawatan intensif di Poliklinik Umum (PKU) Muhammadiyah Sruweng. Sementara di hari yang sama, petir juga menyambar sebuah rumah di Desa Krajan RT 3 RW 1 Kecamatan Pekuncen, Banyumas.

Akibatnya, dua orang penghuni rumah yakni Kidam (58) dan putranya, Anto (30) menderita luka bakar pada kaki dan gangguan pendengaran. “Kejadian sekitar pukul 16.00 WIB, diduga petir menyambar lewat antena televisi di rumah. Saat ini kedua korban sudah dilarikan ke RSUD Ajibarang,” kata anggota Komando Resor Militer 071 Wijaya Kusuma, Kusnawan. 

Selain itu, sejumlah peralatan elektronik milik korban mengalami kerusakan dan instalasi listrik di rumah tersebut juga ikut terbakar. Berdasarkan peringatan dini cuaca Provinsi Jawa Tengah yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, sebagian besar wilayah di Jawa Tengah berpotensi hujan sedang hingga lebat yang disertai petir dan angin kencang. “Kondisi tersebut berlangsung sampai pukul 18.00 WIB.

Potensi hujan disertai petir dan angin terjadi di wilayah selatan Jawa Tengah dan meluas ke bagian utara,” ujar Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo. Maka dari itu sangat di anjurkan kepada masyarakat untuk memasang instalasi penangkal petir atau anti petir di rumah masing-masing agar aman dari bahaya sambaran petir tersebut.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  regional.kompas.com




Kondisi Terkini Korban Sambaran Petir di Abdya, Dua Orang Sudah Dibolehkan Pulang

SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE – Dua warga Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) yang disambar petir pada Kamis (12/4/2018), sudah dibolehkan pulang oleh pihak Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) malam itu juga.

“Dua orang sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Satu yang dirawat inap, karena masih ada keluhan nyeri,” kata Kepala Instalasi Gawat Darurat RSUTP, dr Aris saat dikonfirmasi Serambinews.com.

Saat ini, korban yang masih dirawat adalah M Nasir. Ia sudah dipindahkan ke ruang bedah, dan ditangani oleh dokter Ismail Muhammad SpB.

“Informasinya korban masih mengalami pegal dan nyeri saja, kalau pendengaran belum ada kabar resmi dari dokter THT. Nanti kalau ada informasi terbaru akan kami beritahukan,” ujarnya.

Seperti diberitakan, Kamis (12/4/2018) malam, tiga warga Kecamatan Kuala Batee Abdya disambar petir.

Ketiga korban itu masing-masing Mustafa dan Jamaluddin, warga Desa Sikabu dan M Nasir warga Blang Makmur, Kecamatan Kuala Batee.(*)

Penulis: Rahmat Saputra
Editor: Safriadi Syahbuddin
Korban Sambaran Petir, Sumber: Serambi Indonesia


Dua Jasad Korban Sambaran Petir Dibiarkan Tergeletak Seharian di Lokasi, Ada Alasan di Baliknya

TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA – Wayan Para alias Jenek (45), duduk termangu di ruang perawatan RSUD Krangasem, Senin (26/2/2018). Infus melekat di tangan kanannya. Sementara hidungnya terpasang selang oksigen.

Jenek adalah satu di antara sembilan korban sambaran petir di Banjar Beluhu Kauh Desa Tulamben Kecamatan Kubu, Minggu (25/2/2018). Sebelum kejadian itu, ia mengaku sudah gelisah. Firasat buruknya muncul saat beranjak dari rumah menuju sawah.

Meski demikian, ia tetap berangkat membantu orangtuanya, Wayan Tebeng (70) yang tewas disambar petir. “Sudah ada firasat mulai berangkat. Rasa khawatir dan takut sudah ada sejak pagi hari. Tapi saya tetap berangkat bantu orang tua,” ungkap Jenek.

Sebelumnya, sembilan warga asal Banjar Dinas Beluhu Kauh, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu disambar petir dua hari lalu. Dua orang tewas di lokasi kejadian, tujuh lainnya dirawat di Puskesmas Kubu 1. Wayan Tebeng (70) dan Ni Nyoman Bawak (35) tewas dalam kejadian tersebut.

Sementara mereka yang dirawat yakni I Ketut Tika (35), Ni Ketut Sari (35), Ni Luh Putu Mei (12), Kadek Denik (8), Komang Erik (3), Nyoman Para (45), Ni Ketut Purnami (13). Firasat buruknya menjadi nyata. Jenek mengatakan, saat berteduh dari guyuran hujan di gubuk dekat sawah, Jenek bersama orangtua dan saudaranya disambar petir.

Saat kejadian, petir disertai bunyi gemuruh jatuh tepat di depan mereka. Sontak mereka tumbang. Jerit tangis pun ia dengar. Beberapa saat kemudian, anaknya, Wayan Sujana datang memberikan mereka pertolongan. “Lima hari sebelum kejadian, kelapa di sawah disambar petir. Itu hampir kena sapi. Daerah itu sering ada petir saat hujan lebat,” imbuh Jenek.

Sementara itu, Wayan Miasa (23), yang merupakan keponakan Jenek juga mengaku hanya ingin cepat-cepat pulang ke ruamahnya. Pikirannya terus tertuju dengan keluarganya meski ia tidak tahu dengan tragedi tersebut.

“Saya kerja di SPBU Gianyar. Karena ada dorongan untuk pulang, akhirnya pulang sore hari. Baru sampai di rumah, dapat informasi bibi dan kakek saya meninggal disambar petir,” kata Miasa. Sampai di rumah, Miasa langsung menuju lokasi untuk memastikan informasi tersebut.

Tujuh korban sudah dibawa ke Puskesmas Kubu. Sedangkan jenazah I Wayan Tebeng (70) dan Bawak (35), dibiarkan di lokasi hingga pagi kemarin.

“Keyakinan di kampung saya, kalau ada orang mati karena disambar petir bisa-bisa hidup kembali. Yang penting jenazah belum disentuh orang. Tadi pagi, jenazah sudah dibawa ke rumah,” kata Miasa.

Korban Sambaran Petir, Sumber :  http://www.tribunnews.com/
Editor : Dewi Agustina



Main-main di Pos Ronda, Bocah 12 Tahun Tewas Tersambar Petir

JAMBI – Seorang anak bernama Hewa (12), warga Kelurahan Manggis, Kecamatan Bathin III, Kabupaten Bungo, Jambi, meninggal dunia disambar petir, Selasa 06/03/2018 sekitar pukul 18.30. M Yanis, kakek korban mengatakan, kejadian bermula saat cucunya bermain bersama lima orang temannya di pos ronda yang berada tidak jauh dari rumahnya. Saat asik bermain, korban langsung disambar petir.

“Mereka main berenam, yang kena sambaran hanya Hewa dan Ian (13) Cucu saya terpental sejauh dua meter lalu meninggal. Sementara Ian dilarikan ke rumah sakit akibat luka bakar,” ucap Yanis, Rabu 07/03/2018 sore. Kepergian korban ini meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban serta teman sekolahnya. Korban dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum yang Kelurahan Manggis.

“Teman korban lainnya saat ini dalam keadaan shok. Karena teman korban melihat sendiri cucu saya tersambar petir dan terpental. Saya harap ini menjadi pelajaran buat kita semua, jika ada petir, sebaiknya kita berada di dalam rumah,” ucapnya. Sementara itu Raisah, ibu Ian saat dibincangi mengatakan, Kabar itu didapatkanya saat anaknya sudah berada di rumah sakit. Ian dilarikan ke rumah sakit oleh warga sekitar lokasi kejadian.

“Saya baru tahu setelah anak saya berada di rumah sakit. Ian sempat pingsan di rumah sakit. Tekanan darahnya sampai 70. Dua kali muntah. Kondisinya saat ini juga shok,” ucap Raisah.

Korban Sambaran Petirsumber : fajar.co.id



Berteduh Usai Main Bola saat Hujan, Lima Bocah Tersambar & Satu Tewas

JAMBI – Jangan berteduh sembarangan bila terjadi hujan disertai petir. Di Kelurahan Manggis, Kecamatan Bathin III, Kabupaten Bungo, Jambi lima orang disambar petir saat terjadi hujan deras disertai petir. Dari lima orang warga tersebut, seorang warga tewas setelah tersambar petir dan seorang rekannya mengalami kritis di rumah sakit setempat.

Peristiwa tragis tersebut, dikatakan Kapolsek Kota Muarabungo, lptu David R Yudhistira, terjadinya pada Selasa sore kemarin saat berteduh di sebuah pos dekat lapangan bola kaki. “Kedua warga yang tersambar petir, Yakni Yan (13) dan Hewa (12). Namun, yang mengakibatkan meninggal dunia dialami Hewa. Sedangkan Yan masih dalam perawatan, dan sempat pingsan,” ungkapnya, Rabu 07/03/2018.

Kejadian tersebut, bermula saat korban dan teman-temannya bermain bola kaki. Kemudian turun hujan deras disertai petir yang menggelegar. Melihat cuaca semakin tidak bersahabat, mereka berteduh di sebuah pos tidak jauh dari lokasi lapangan bola kaki, Tiba-tiba petir dengan bunyi yang kuat menyambar kelima orang kawanan tersebut.

“Nahas, dari mereka satu orang dinyatakan tewas dan seorang lagi masih dirawat di rumah sakit lantaran masih kritis,” tegas David. Menurut Kapolsek, saat kejadian semua korban sambaran petir dilarikan ke Puskesmas setempat. Dari peristiwa tersebut, dia mengimbau agar warga lebih waspada bila terjadi hujan deras disertai petir.

Korban Sambaran Petirsumber : news.okezone.com


Seram, Dua Warga Tersambar Petir, Satu Tewas

CIAMIS – Dua Warga Ciamis, Jawa Barat, tersambar petir di lokasi berbeda, Selasa 06/03/2018. Tiwi (70) meninggal dunia, sedangkan Ai Santi (26) tergeletak di samping bayinya, Kanca Ramadhan (1,8 bulan). Tiwi tersambar petir di Blok Bangsawit, Dusun Lebaklipung RT 03/13 Desa Imbanagara Kecamatan/Kabupaten Ciamis.

Sedangkan Ai tersambar petir di rumahnya, Dusun Cikuda RT 27/09 Desa Nasol  Kecamatan Cikoneng, Tiwi sudah dimakamkan. Adapun Ai dirawat di RSUD Ciamis. Juhandi (55), uwak korban menjelaskan saat keponakannya tersambar petir, sekitar pukul 13.00, dia sedang di luar rumah Ai.

Saat petir menyambar, Ai sedang menyuapi anaknya, Kanca Ramadhan (1,8 bulan) di dalam warung kelontongan. Di luar rumah hujan. Gerimis. Juhandi masuk ke dalam rumah saat Ai berteriak usai petir menyambar rumahnya. “Saya kaget. Langsung ke dalam. Ternyata Ai sudah terbaring sambil minta tolong dan lagi memegangi anaknya,” beber Juhandi.

Dia lalu membawa keduanya keluar rumah. Ai mengalami luka di bagian telinga sebelah kanan dan mengeluar darah. Semetara anaknya menangis. Namun tidak sampai terluka. Ai lalu di bawa keluarga ke Puskesmas Cikoneng. Mereka tidak sanggup dan merujuk ke RSUD Ciamis.

“Saya tidak menyangka akan kejadian seperti ini, selain Ai yan terluka rumah juga rusak tembok dan barang elektronik, kami menduga sambaran petir itu lewat antena televisi ,” jelasnya. Terpisah Ketua RW 13 Blok Bangsawit, Dusun  Lebaklipung  Desa Imbanagara Kecamatan/Kabupaten Ciamis Mat Robbi menjelaskan ada salah satu warganya, Tiwi (70) meninggal tersambar petir hingga meninggal dunia 10 meter dari rumahnya.

Sekitar pukul 14.00, korban ditemukan tetangganya, Encar (60) telungkup di dekat WC umum. Saat dicek, Tiwi wafat. Korban mengalami  luka bakar di dada. Ditemukan pohon kelapa yang tersambar petir di sekitar korban. “Karena memang sudah diketahui pasti kesambar petir. Kedua anaknya juga menerimanya dan memandikan serta memakamkan korban”, jelasnya.

Korban Sambaran Petirsumber : jpnn.com



Disambar Petir, Lantai 2 Trinet Jalan Inpres Ludes Terbakar Malam Tadi

PEKANBARU – Warung Internet Trinet dilalap sijago merah dijalan Inpres Kartama Kelurahan Maharatu Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru, pukul 11.45 wib Kamis 28 September 2017. Kebakaran tersebut sempat mengagetkan warga jalan inpres Karena peristiwanya terjadi persis sesaat setelah listrik di warnet tersebut padam.

Sementara pada saat itu, hujan juga turun dengan lebatnya mengguyur wilayah tersebut. Menurut informasi dari penjaga warnet, sebelum kejadian adanya sambaran petir pada sakelar dan menyebabkan lampu warnet tersebut padam. Api diketahui berawal dari warga yang melihat adanya kebakaran dilantai dua warnet itu “ada kebakaran, ada kebakaran,” teriak warga. “Saya kaget mendengar teriakan warga, dan secara spontan saya lari ke lantai dua dengan membawa rancun api. Dan berusaha memadamkan api sebelum petugas kebakaran datang,” kata Muhamad Zurya dilokasi kejadian.

Pemilik warnet mengalami kerugian jutaan rupiah, perabotan, PC, Keyboard yang berada di lantai dua habis terbakar dan beruntung api tidak sempat merambat ke lantai bawah. Tiga armada pemadam kebakaran dari Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru diterjunkan langsung dilokasi kejadian. Dan berhasil memadamkan api sebelum menjalar ke lantai bawah ruko tersebut.

Korban Sambaran Petirsumber : riausky.com

—————————————————————————————————————————————————————————

Medan Dilanda Hujan Disertai Angin dan Petir dari Pagi Hingga Siang

MEDAN – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan mengeluarkan peringatan dini kondisi cuaca di Medan, Jum’at 29 September 2017. “Peringatan dini cuaca di medan pukul 07.50 WIB, berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada pukul 08.20 WIB. Kondisi ini akan berlangsung hingga pukul 11.00 WIB.” unkap Kepala Bidang Data dan informasi BMKG Wilayah I Medan Syahnan via pesan WhatsApp sesaat lalu. Diutarakannya, tak hanya Medan, cuaca buruk seperti itu juga terjadi di sejumlah daerah lainnya Sumatera Utara. Seperti Deli Serdang, Langkat, Binjai, Serdang Badagai, Karo, Simalungun, Dairi, Pak-pak Bharat, Asahan, Batubara dan sekitarna. Bahkan, meluas ke sebagian wilayah Humbahas, Tapteng, Tobasa. Sementara, ber-dasarkan pantauan di lapangan saat ini hujan sedang tengah terjadi. Namun, tidak disertai angin maupun petir. Hujan intensitas sedang itu terjadi sejak subuh tadi, sekira pukul 05.30 WIB.

Korban Sambaran Petir, sumber : gosumut.com



Masuki Pancaroba, Warga Ciayumaja Kuningan Di himbau Waspadai Petir

CIREBON, (PR) – Memasuki pekan ke-4 September 2017, Wilayah Ciayumaja Kuningan (Cirebon, Indramayu, Majelengka,) memasuki masa pancaroba (peralihan) dari musim kemarau ke musim penghujan. Warga pun diimbau untuk mewaspadai hujan lebat dengan durasi singkat dan sambaran petir. Menurut forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, saat ini sudah memasuki masa pancaroba, ditandai dengan adanyahujan, dengan durasi singkat. Menurut dia, guyuran hujan di sejumlah wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon serta sekitarnya, Rabu kemarin, menandai masa pancaroba itu. “Puncak musim kemarau di Wilayah Ciayumajakuningan sudah terlewati pada 21 September 2017 lalu dengan suhu maksimum mencapai 37,5 derajat C. Dan saat ini mulai memasuki masa pancaroba, “katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis 28 September 2017. Dikatakannya, puncak musim kemarau di Wilayah Ciayumajakuningan, lebih cepat dari prakiraan sebelumnya. Adapun diperkirakan sebelumnya puncak musim kemarau baru akan terjadi pada akhir September hingga Awal Oktober 2017.

“Prakiraan awal,puncak musim kemarau memang akhir September sampai awal Oktober. Namun karena ada gangguan cuaca regoional, puncak musim kemarau lebih cepat terjadi,” tutur Faiz.

Dia mengatakan, untuk musim hujan, diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Oktober untuk Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka selatan. Sedangkan di wilayah Kabupaten Majalengka utara, Cirebon dan Indramayu, musim hujan diprakirakan terjadi pada akhir November samapai akhir Oktober. Faiz mengungkapkan, selama masa pancaroba, masyarakan diimbau untuk mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi singkat. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai sambaran petir.

Faiz menambahkan, seiring berakhirnya musim kemarau, suhu udara di Wilayah Ciayumaja Kuningan juga mulai turun. Saat ini, suhu udara maksimumnya hanya 33-34 C. “Suhu udara turun karena hujan dan banyak awan,”tuturnya.

Korban Sambaran Petirsumber : pikiran-rakyat.com


Waspada Cuaca Ekstrem : Hujan, Petir dan Angin Kencang Ancam Bandung

TRIBUNJABAR.CO.ID, Bandung – Masyarakat dihimbau untuk waspada menghadapi cuaca ekstrem yang kerap muncul menjelang datangnya musim penghujan. Musim hujan di Jawa Barat diprediksi akan dimulai berbeda di tiap daerah, mulai September hingga Desember. Namun, sebelum itu, hujan lebat disertai petir dan angin kencang biasanya akan terjadi sesekali, seperti yang terjadi di Bandung dan sekitarnya beberapa hari terakhir. Tony Agus Wijaya, kepala stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandung, mengatakan pengingkatan volume hujan yang terjadi pada masa peralihan musim ini adahal gejala yang normal.

Menurut Tony, kondisi baru dikatakan masuk musim penghujan jika curah hujan dalan periode 10 hari sudah lebih dari 50 milimeter. “Curah hujan yang terjadi beberapa hari terakhir ini belum memenuhi kriteria tersebut, “ujar Tony kepada Tribun melalui Telepon, Rabu (27/9). Cuaca ekstrem pada musim peralihan ini, menurut Tony, juga ditandai oleh kerap terjadinya perubahan cuaca secara tiba-tiba.

Korban Sambaran PetirSumber : Tribunjabar.com



Masuki Pancaroba, Warga Ciayumaja Kuningan Di himbau Waspadai Petir

CIREBON, (PR) – Memasuki pekan ke-4 September 2017, Wilayah Ciayumaja Kuningan (Cirebon, Indramayu, Majelengka,) memasuki masa pancaroba (peralihan) dari musim kemarau ke musim penghujan. Warga pun diimbau untuk mewaspadai hujan lebat dengan durasi singkat dan sambaran petir. Menurut forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, saat ini sudah memasuki masa pancaroba, ditandai dengan adanyahujan, dengan durasi singkat. Menurut dia, guyuran hujan di sejumlah wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon serta sekitarnya, Rabu kemarin, menandai masa pancaroba itu. “Puncak musim kemarau di Wilayah Ciayumajakuningan sudah terlewati pada 21 September 2017 lalu dengan suhu maksimum mencapai 37,5 derajat C. Dan saat ini mulai memasuki masa pancaroba, “katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis 28 September 2017. Dikatakannya, puncak musim kemarau di Wilayah Ciayumajakuningan, lebih cepat dari prakiraan sebelumnya. Adapun diperkirakan sebelumnya puncak musim kemarau baru akan terjadi pada akhir September hingga Awal Oktober 2017.

“Prakiraan awal,puncak musim kemarau memang akhir September sampai awal Oktober. Namun karena ada gangguan cuaca regoional, puncak musim kemarau lebih cepat terjadi,” tutur Faiz.

Dia mengatakan, untuk musim hujan, diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Oktober untuk Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka selatan. Sedangkan di wilayah Kabupaten Majalengka utara, Cirebon dan Indramayu, musim hujan diprakirakan terjadi pada akhir November samapai akhir Oktober. Faiz mengungkapkan, selama masa pancaroba, masyarakan diimbau untuk mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi singkat. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai sambaran petir.

Faiz menambahkan, seiring berakhirnya musim kemarau, suhu udara di Wilayah Ciayumaja Kuningan juga mulai turun. Saat ini, suhu udara maksimumnya hanya 33-34 C. “Suhu udara turun karena hujan dan banyak awan,”tuturnya.

Korban Sambaran Petirsumber : pikiran-rakyat.com



Masuki Pancaroba, Warga Ciayumaja Kuningan Di himbau Waspadai Petir

CIREBON, (PR) – Memasuki pekan ke-4 September 2017, Wilayah Ciayumaja Kuningan (Cirebon, Indramayu, Majelengka,) memasuki masa pancaroba (peralihan) dari musim kemarau ke musim penghujan. Warga pun diimbau untuk mewaspadai hujan lebat dengan durasi singkat dan sambaran petir. Menurut forecaster BMKG Stasiun Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, saat ini sudah memasuki masa pancaroba, ditandai dengan adanyahujan, dengan durasi singkat. Menurut dia, guyuran hujan di sejumlah wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon serta sekitarnya, Rabu kemarin, menandai masa pancaroba itu. “Puncak musim kemarau di Wilayah Ciayumajakuningan sudah terlewati pada 21 September 2017 lalu dengan suhu maksimum mencapai 37,5 derajat C. Dan saat ini mulai memasuki masa pancaroba, “katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis 28 September 2017. Dikatakannya, puncak musim kemarau di Wilayah Ciayumajakuningan, lebih cepat dari prakiraan sebelumnya. Adapun diperkirakan sebelumnya puncak musim kemarau baru akan terjadi pada akhir September hingga Awal Oktober 2017.

“Prakiraan awal,puncak musim kemarau memang akhir September sampai awal Oktober. Namun karena ada gangguan cuaca regoional, puncak musim kemarau lebih cepat terjadi,” tutur Faiz.

Dia mengatakan, untuk musim hujan, diperkirakan akan terjadi pada pertengahan Oktober untuk Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka selatan. Sedangkan di wilayah Kabupaten Majalengka utara, Cirebon dan Indramayu, musim hujan diprakirakan terjadi pada akhir November samapai akhir Oktober. Faiz mengungkapkan, selama masa pancaroba, masyarakan diimbau untuk mewaspadai hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi singkat. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk mewaspadai sambaran petir.

Faiz menambahkan, seiring berakhirnya musim kemarau, suhu udara di Wilayah Ciayumaja Kuningan juga mulai turun. Saat ini, suhu udara maksimumnya hanya 33-34 C. “Suhu udara turun karena hujan dan banyak awan,”tuturnya.

Korban Sambaran Petirsumber : pikiran-rakyat.com


Petani Tewas Tersambar Petir Ketika Panen

MADIUN : Seorang petani warga Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, tewas akibat terkena sambaran petir di areal persawahan desa setempat, Selasa. Kasie Humas Kepolisian Sektor Pilangkenceng, Aiptu Imam Suhada, mengatakan, korban tewas tersebut adalah warga yang bernama Suryo Riyanto. Peristiwa ini terjadi pada Selasa petang saat hujan deras mengguyur wilayah desa tersebut. “Korban tewas setelah tersambar petir saat memanen padi di sawah miliknya di desa setempat,” ujar Aiptu Imam kepada wartawan.

Menurut dia, saat kejadian berlangsung, korban sedang berada di sawah yang merupakan areal terbuka dengan dua rekannya, Yatno dan Sudar. Ketiga petani ini sedang menaikkan gabah ke sebuah mobil pick up bernomor polisi AE-9671-E untuk dibawa pulang ke rumah. Tiba-tiba ada petir menyambar dan korban langsung tersungkur ke tanah. Beruntung kedua rekannya berada cukup jauh dengan korban, sehingga tidak ikut tersambar petir. Melihat Suryo terjatuh, kedua rekannya langsung meminta tolong warga desa sekitar. Mereka akhirnya membawa korban ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Caruban untuk mendapatkan pertolongan medis dan melapor ke kantor polisi terdekat. Namun, nyawa korban tak dapat diselamatkan. “Ternyata, korban sudah meninggal saat dibawa ke rumah sakit terdekat. Berdasarkan hasil otopsi petugas, sejauh ini tidak diemukan tanda-tanda kekerasan apa pun,” terang Imam.

Selain itu, diketahui pada bagian punggung korban, terlihat gosong yang diduga akibat sambaran petir. Jenazah korban akhirnya diserahkan ke pihak keluarga untuk dimakamkan di pemakaman umum setempat. “Korban murni tewas akibat sambaran petir. Kami mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada saat beraktivitas di luar rumah yang bertepatan dengan turunnya hujan. Sebab hal tersebut rawan bencana alam,” kata dia. (Antara/msb)

Korban Sambaran Petirsumber : antara.com



Enam Rumah Rusak Di Sambar Petir

CIAMIS – Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa yang terjadi di Kecamatan Baregbeg, namun kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. Hal tersebut di sebabkan oleh sambaran petir yang terjadi di wilayah Ciamis Jawa Barat, kurang lebih enam rumah warga rusak parah. Rumah warga yang mengalami kerusakan terparah diketahui milik Abdul Karim. Tidak hanya barang elektronik yang rusak dan tidak dapat dipergunakan, perabot lain yang terbuat dari kayu dan plastik pun hangus terbakar.

Selain merusak perabot dan peralatan, sambaran petir juga menjebol jendela belakang rumah. Beruntung sambaran petir tidak mengenai pemilik rumah yang saat kejadian sedang berada di dalam kamar. Diperkirakan sambaran petir terlebih dahulu menyambar antena televisi di atas rumah Abdul Karim kemudian arus petir tersebut menjalar ke dalam dan merusak perabot. Sambaran petir yang hanya berlangsung dalam hitungan detik itu juga merusak lima rumah lainnya di sekeliling kediaman Abdul Karim. Namun tidak semua perabot di lima rumah tersebut rusak. Hanya barang elektronik saja yang sebagian besar tidak bisa digunakan lagi. Aliran listrik rumah warga juga putus pasca kejadian ini.

Korban Sambaran Petir, sumber : pikiran rakyat





Comments

Popular posts from this blog

Terminal Petir

BAHAYA PETIR DI JAKARTA

Tiang Penyangga Penangkal Petir